Rss Feed

Tulisan Kebahagiaan #7: Kebahagiaan adalah menghargai


Jumat, 20 Januari 2012

Suatu malam, ibu yang bangun sejak pagi, bekerja keras sepanjang hari,membereskan rumah tanpa pembantu. Jam tujuh malam, ibu selesai menghidangkan makan malam untuk ayah. Sangat sederhana, berupa telur mata sapi, tempe goreng, sambal teri dan nasi.

Sayangnya karena mengurusi adik yang merengek, tempe dan telur gorengnya sedikit gosong.

Saya meliha ekspresi kepanikan ibu, tapi tidak bisa berbuat banyak, minyak gorengnya sudah habis.

Kami menunggu dengan tegang apa reaksi ayah yang pulang kerja dan sudah pasti capek, melihat makan malamnya hanya tempe dan telur gosong.

Luar biasa!
Ayah dengan tenang menikmati dan memakan semua yang disiapkan ibu dengan tersenyum, dan kemudia berkata: " Bu, terima kasih, ya !"
Lalu ayah terus menanyakan kegiatan saya dan adik di sekolah.

Selesai makan, masih di meja makan, saya mendengar ibu meminta maaf karena telur dan tempe yang gosong itu, dan satu hal yang tidak pernah
saya lupakan adalah apa yang ayah katakan.

"Sayang, aku suka telur dan tempe yang gosong..."

Sebelum tidur, saya pergi untuk memberikan ciuman selamat tidur kepada ayah, saya bertanya apakah ayah benar-benar menyukai telur dan tempe yang gosong.

Ayah memeluk saya erat dengan kedua lengannya dan berkata, " Anakku, ibu sudah bekerja keras sepanjang hari dan dia benar-benar sufah capek, Jadi sepotong telur dan tempe yang gosong tidak akan menyakiti siapapun kok !"


Cerita itu mebuat saya merasakan indahnya menghargai. Menghargai melemahkan keegoisan. Dan saya percaya, menghargai adalah bagian dari cinta.
Cinta yang membuat kebahagiaan.
Dan Kebahagiaan adalah menghargai.

0 comments:

Post a Comment